14 august 2011
ARGH!!! Sebel,,, ya, padahal daku sudah berencana untuk pergi ke warnet hari ini setelah menunda-nunda dari beberapa hari yang lalu, tapi daku mengundur-undur lagi karena kata adik daku si Fri, hari ini kami akan ke gramedia
Sebagai seseorang yang suka banget nangkring di toko buku, tentu daku rela mengundur keberangkatan daku ke warnet demi ke gramedia yang jaraknya lumayan jauh dari rumah daku, maka daku sekeluarga berangkat sekitar jam satu siang rasanya
Tidak ada yang aneh selama perjalanan, orangtua ngobrol di depan, daku tiduran di belakang bersama Fri yang entah ngoceh apa, pertama-tama Ibu daku beli obat di pasar, baru setelah itu kami ke gramedia yang ada di veteran, dari pasar sampai veteran Ibu saya ceramah tentang “Tidak boleh beli komik”
Daku yang sudah mengantongi duit 100.000 hasil puasa tiap hari di sekolah ini santai saja karena daku bisa saja menyelinap diam-diam ke bagian komik, setelah memilih-milih kamus daku pergi ke bagian komik, Ah~ ini mungkin yang di sebut surga dunia, surga mungilku~ daku sudah hepi banget dan menyentuh komik-komik yang tersenyum manis di depanku, tapi!
Mamake muncul! Ya! ternyata beliau patroli di sekitar situ! Mending kalau patroli keliling-liling, lah ini, Ibu daku ngikutin daku sambil ngelarang daku, jadi daku yang sedang memakai jaket hitam yang di benci Ibu daku langsung cemberut, lengan jaket di tarik hingga tangan daku menghilang dan di masukan saku, jalan bungkuk, dahi mengkerut
Coba kalau lagi nggak puasa, daku sudah marah-marah dan ngajak perang, mana daku sudah mau nangis lagi waktu melangkah pergi tanpa membeli komik satu pun! Aduh, jadi pingin nangis lagi, ini kedua kalinya hal ini terjadi, keluar dari gramed tanpa membeli sama sekali,,, sesampainya di rumah daku langsung mengurung diri di kamar,,,
Apa sih salahnya komik? Toh komik nggak pernah bikin hidup mamake sengsara, well, daku nggak tahu dan nggak mau tahu sejarah mamake dengan komik, tapi mamake nggak bisa ngelarang daku baca komik karena komik sudah menjadi bagian dari hidup daku! Komik adalah satu dari sekian banyak hal yang memberi daku alasan untuk hidup dan tidak langsung gantung diri atau minum obat tidur lalu melompat dari atap gedung bertingkat!!!
Aku lebih memilih komik daripada pacar, kedengaran egois? Tentu saja daku lebih memilih bisa baca komik sepuasnya dari pada pacaran karena daku nggak punya pacar, sejarah pacaran daku cuma sekali lalu putus, lalu CLBK sekali dan putus lagi, mungkin karena komik jua lah daku jadi begini, cowok-cowok di komik yang bisa bikin daku ngiler membuat daku melihat cowok-cowok asli tampak sama semua
Sampai sekarang daku nggak bisa membedakan personel SM*SH, bukan berarti daku nggak suka cowok, beberapa teman daku curiga daku suka cewek, well, daku suka ngelihat cewek asli, apalagi yang seksi, tapi bukan karena daku suka, karena iri,,, apa? Memang salah kalau daku iri? Ngelihat cowok telanjang aja daku mungkin nggak ngerasa apa-apa selain malu, iyukh banget, mending kalau badannya bagus, biasanya daku malah ngerasa pingin nangis dan pingin teriak “Kenapa daku nggak bisa nggambar kayak gitu!!!”
Sampai sekarang daku belum bisa menggambar manusia terutama cowok dengan baik dan benar hingga daku puas, tapi mungkin Allah tahu daku bakal suka yaoi sehingga hanya membuatku bisa menggambar cewek dengan agak kurang baik dan benar, well, kalau bisa gambar cowok minimal kayak CLAMP*Plak!* mungkin daku sudah jualan doujinshi dan nggak harus repot-repot mikirin cita-cita daku
Daku tertarik ingin menjadi komikus tapi daku belum ahli menggambar, anatomi dan perspektif kurang akrab denganku, apalagi dari TK daku nggak punya sense pewarnaan yang kreatif, pink ngejreng sama kuning neon aja kelihatan normal di mataku,,, tapi suatu hari nanti pasti daku bisa! Setidaknya sekarang bikin ceritanya dulu
Daku masih nggak tahu mau jadi apa, padahal daku sudah kelas 2 SMA, daku memilih jurusan IPS, Mamake shock sampai nggak marah-marah, caranya masuk IPS dengan cara yang mudah tanpa harus berdebat dengan orangtua: anjlokkan saja nilai IPA anda, well, daku nggak perlu menganjlokkan nilai IPA daku karena memang sudah anjlok duluan, semuanya 75 pas KKM kecuali biologi yang 77
Memang sih rasanya kurang puas kalau melihat nilai daku, rasanya perjuangan daku selama ini belajar menghapal materi fisika terbuang cuma-cuma melihat nilai daku, tapi kalau daku dapat nilai yang memuaskan daku nggak mau masuk IPA, ngelihat jadwal mata pelajaran anak-anak IPA aja daku sudah ngerasa pusing, mual, mau muntah, habis matematika fisika, habis fisika kimia, habis kimia biologi,,, tali rafia di belakang rumah nggak ada yang makai deh rasanya,,,
Guru-guru sekolahku memberi banyak semangat pada anak-anak kelas kami seperti “Jangan sedih karena masuk IPS, IPS itu banyak yang sukses kok, pejabat-pejabat itu kebanyakan dari kelas IPS kok” dan kebanyakan pejabat-pejabat di negara kita korupsi,,, daku yakin nggak semua anak yang masuk IPS murni karena ingin masuk, pasti ada yang sedih dan nggak rela masuk IPS, temen daku aja ada yang pindah sekolah karena masuk kelas IPS
Haaah,,, ya, daku memang sotoy alias sok tahu, walau sotoy lebih berirama dengan soto atau satay, haaah,,, tahu begini daku ambil aja tadi kamus bahasa jerman, jepang, dan kanji yang sudah menarik hati daku tapi daku tahan-tahan,,, rasa sebelnya sudah berkurang tapi nggak mau hilang, haaah,,, daku perlu ngenet, sudah berabad-abad rasanya daku nggak ngenet,,,
Otak daku rasanya blank, 1+1 aja mikir dulu, rasanya IQ daku yang cuma 117 ini berkurang drastis beserta dengan kemampuan daku,,, dan penglihatan daku,,, daku benar-benar harus periksa mata, bosan,,, daku bosan,,, mau ngetik cerita tapi masih belum ada ide dan daku sakit perut terus, kira-kira kenapa ya? mungkin karena lapar?
Rasanya sebulan itu kurang panjang untuk bersantai, karena kalau libur puasa daku cenderung lebih sering berhibernasi di rumah, mana nggak bisa berenang lagi, daku mulai beres-beres kamar, ternyata jepit daku selama ini ada di dalam wadah pensil, daku masih tidak membersihkan ‘body’ cicak yang nempel di lemari pakaian daku walau tu ‘body’ cicak sudah tinggal tulang
Daku heran kenapa banyak debu di kamar daku, apa karena ada tikus yang suka lari-larian pas tengah malam di loteng sampai bikin jantungan? Daku bingung, seandainya kemampuan kita itu ada meterannya kayak di game, nggak bakal berkurang dan pasti bertambah jika melakukan aktifitas yang meningkatkan kemampuan kita, misalnya kreatifitas, kalau kita menggambar kreatifitas kita bertambah, andai betul begitu daku pasti kreatif banget karena pelajaran matematika aja daku nggambar di pojok buku
Pulsa itu mahal ya,,, padahal dulu nggak usah repot mikirin pulsa, sekarang puyeng kalau nggak ada pulsa, nggak ada HP gelisah, nggak bisa ngenet bisa gila, haaah,,, daku nggak bisa lupa katanya Khan yang di my name is Khan, katanya sinyal handphone bisa mengganggu lebah, kalau semua lebah punah 4 tahun kemudian semua manusia bakalan punah, hidup kita bergantung pada hewan kecil itu,,, dan ada aja manusia yang sombong banget sampai lubang idungnya gede, tau rasa tuh kalau kemasukan lebah
Daku pingin nerbitin novel,,, kalau ada yang bingung atau bertanya-tanya (walau saya nggak yakin ada yang membaca ni blog) kenapa sih saya ini kalau ngetik loncat-loncat topiknya? Tenang, Nazaruddin katanya sudah tertangkap, ok, karena saya ngomongnya juga loncat-loncat, ahem, maksud saya, karena saya agak susah fokus, ini saya ngetik dengan kepala pusing dan saya merasa ketajaman otak saya menurun
Ribet banget, daku ngetik loncat-loncat karena biasanya kalau ngomongin suatu hal daku bakal mikirin hal lain dan ikut membahas hal lain terus hal lain itu ngingetin daku sama hal lainnya lagi sehingga daku membahas hal lainnya lagi itu, tapi tiba-tiba daku teringat hal apa yang awalnya daku bahas jadi daku bahas lagi
Masih ribet? Nih, misalnya daku ngomongin A, daku ingat B, daku jadi ngomongin B, si B bikin daku ingat C, jadi daku ngomongin C, tapi saat ngomongin C daku jadi ingat A dan balik membahas A, bingung? Saya nggak sih, kalau masih penasaran komen aja, walau saya nggak yakin ada yang baca ni blog
Kenapa saya tampak sangat pesimis? Bukan pesimis sih ya, hanya saja, saya sendiri kalau ngelihat blog saya nggak tertarik sama sekali, yang di omongin nggak rame, tulisan semua nggak ada gambarnya, kecil-kecil panjang lagi, daku sendiri males, dan orang cenderung tertarik membaca hal-hal yang memang menarik minatnya atau dia sendiri ada di tulisan itu, pengalaman bikin mading di sekolah, mading itu jarang ada yang membaca, paling yang ndeket ke mading itu mau nyari fotonya masing-masing, penasaran kefoto apa nggak
Makanya daku nggak heran kenapa rakyat Indonesia minat bacanya kurang, karena kurang di budidayakan, sibuk nyari duit, wkwk, mamake itu suka baca novel dan daku jadi suka baca, makanya jangan salahkan daku kalau daku suka baca komik dong mi, ah, sebalnya hilang, mana lagunya lembut-lembut lagi yang kuputer, ternyata musik memang dapat mempengaruhi emosi orang yang mendengarnya ya, tuh kan dari membaca bisa nyambung ke musik, beginilah daku
Daku heran sama orangtua yang ingin anaknya ranking satu, kalau ada pelajaran yang kurang langsung di les-kan, disuruh mempelajari kekurangannya hingga bisa dan nilai-nilainya tinggi, tapi yang di perhatikan hanya nilai yang kurang, nilai-nilai yang tinggi tidak di anggap sama sekali, padahal bisa saja nilai yang tinggi itu sebenarnya bakat si anak tapi bakat itu tidak berkembang karena yang lebih di latih itu pelajaran yang nilainya kurang
Saya nggak nyotoy, saya baca di suatu tempat, saya lupa itu dimana, mungkin di tabloid punya mamake, daku tertarik ingin jadi psikolog anak sih, karena anak-anak itu masih kecil, teori tabula rasa ya rasanya? Bentar, buka buku sosiologi dulu, hummm,,, ah, betul, jadi menurut teori ini, manusia itu di ibaratkan seperti batu atau kertas yang masih halus, bersih, dan mulus, nggak ada noda sama sekali
Makin dewasa seseorang, makin terbentuklah batu itu atau makin terisilah si kertas, yang daku takutkan itu, banyak anak-anak yang kurang beruntung sehingga terhantam atau tergores terlalu banyak sehingga berubah menjadi dewasa terlalu cepat, masih mending kalau pikirannya masih bisa mengikuti, anak-anak itu kan masih labil, nggak bisa membedakan yang mana baik dan benar, orang dewasa aja banyak yang nggak bisa membedakan, apalagi anak-anak yang masih kecil
Nggak sedikit anak-anak yang sudah tahu dunia itu seperti apa, mereka biasanya anak-anak yang kurang beruntung sehingga sudah bekerja untuk bertahan hidup, salahkah mereka karena bekerja padahal mereka masih di bawah umur? Tidak, tidak sedikit dari mereka yang ingin mencicipi bangku sekolah, belajar dan bermain bersama teman-teman, melupakan kenyataan bahwa di rumah tidak ada yang bisa dimakan
Mereka jauh lebih dewasa daripada anak-anak yang terbiasa di manja, mendapatkan segalanya hanya dengan menangis atau merengek, salahkan anak-anak yang manja dan egois ini? Tidak, bukan salah mereka kalau mereka manja atau egois, seperti yang saya bilang, anak-anak itu bersih, lingkungan dan orang di sekitarnyalah yang akan membentuknya, jadi jangan heran kalau anak dan orangtua tidak jauh berbeda sifatnya
Tapi nggak selebai sinetron yang mentang-mentang orangtua dan anak cara ngeringin rambutnya sama, berapa banyak orang yang ngeringin rambut dengan cara yang sama coba? Kurang logis sinetron jaman sekarang ini menurut saya, tapi yang membuat sinetron tetap membuat sinetron karena untungnya banyak, wong yang suka banyak, sampai-sampai daku pernah lagi makan di rumah makan yang televisinya menyiarkan sinetron dan yang nonton bukan hanya para ibu-ibu atau golongan cewek-cewek, om-om dan mas-mas, abang-abang di rumah makan itu juga ikutan nonton dengan tampang serius, see? Satu nusa satu bangsa!
Capek, bosen, bukaan sekarang nggak jam 6 tapi jam 7an gitu, daku nggak masalah lapar, hausnya itu lho! Sudah deh, daku mau ngelurusin otak dulu, cayo~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar